Iskandar Norman lahir di gampong Buangan, kecamatan Meurah Dua, kabupaten Pidie Jaya pada 4 juni 1980 dari orang tua Norman Harun dan Sawiyah Risyad.
Iskandar Norman pernah bekerja di beberapa media, diantaranya; Koresponden www.detik.com untuk berita kampus di Banda Aceh (1999-2000), Pimpinan redaksi majalah perspektif fakultas ekonomi universitas Syiah Kuala (2001-2003), sekretaris redaksi tabloid Modus (2003-2008, dewan pelaksana redaksi Aceh Independen (Maret - Juni 2008), wakil redaktur pelaksana Aceh Independen (Juli - 222 Desember 2008), redaksi Harian Aceh (Mei 2009)
Alumni lembaga Pers doktor Soetomo ini juga aktif sebagai pemateri dan mentor pelatihan jurnalistik bagi mahasiswa dan umum, serta juri di berbagai lomba penulisan.
selain sebagai jurnalis, Iskandar Norman juga dikenal sebagai seniman, karya sastranya bersama seniman Aceh dikumpulkan dalam antologikeranda-keranda yang berisi dajak dan puisi tentang peanggaran hak asasi manusiaselama daerah Operasi Militer (DOM) di Aceh.cerpen juga dibukukan bersama seniman Aceh dalam antologi Putroe Phang, menerbitkan buku "Nuga Lantui" pada tahun 2005, menulis buku "Santri di Gelanggang Politik" pada tahun 2009, dan juga menerbitkan buku "Adat dan Budaya Pidie Jaya" dan buku "pidie Jaya dalam Lintas Sejarah" pada tahun 2010.
0 Comments